Senin, 11 April 2016

Pendidikan Karakter Islam pada Usia Dini



Pendidikan Karakter Islam pada Anak Usia Dini


Bicara tentang pendidikan karakter islam usia dini hal yang seringkali menjadi pertanyaan banyak orang adalah,pertama kapan waktu yang tepat memberi pendidikan karakter islam pada anak ? kedua bagaimana cara menyampaikan atau mengajarkan karakter islam pada anak? Jawaban untuk yang pertama simpel saja waktu yang tepat memberikan pendidikan karakter islam pada anak adalah dilakukan pada umur sedini mungkin, akan tetapi setiap anak mempunyai kemampuan pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-berbeda jadi jangan bandingkan antara anak yang satu dengan yang lainya. Begitupula dengan patokan umur, umur tidak bisa dijadikan patokan untuk setiap orang tua memberi pendidikan karakter.

Peran orang tua dalam perkembangan karakter anak sangat berpengaruh. Anak- anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila tumbuh dilingkungan yang berkarakter baik. Keluarga adalah tempat paling awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak karena fungsi utama keluarga adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan seluruh kemampuan anak sejak usia dini dan membentuk  karakter. ( Megawangi ,2004)
Jawaban yang kedua tentang bagaimana cara penyampain atau pengajaran karakter islam pada usia dini. Sebagai orang tua harus pandai-pandai memeberikan cara atau metode yang tepat untuk memberikan pendidikan karakter islam pada anak. Orangtua harus memahami kemampuan anaknya, jangan pernah memaksa anak berikan pendidikan yang sesuai dengan batas lingkup umurnya. Untuk awal pendidkan karakter sebaikanya menggunakan metode melihat, mendengar, dan meniru, karena pada saat anak masih dalam masa emas anak mudah sekali menangkap segala sesuatu dengan cara-cara yang dia lihat disekelilingnya atau dalam kehidupan sehari-hari.
Memberikan pendidikan karakter islam pada anak merupaakan tugas utama para orangtua. Karena perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh manakala perbuatan tersebut dibangun diatas nilai iman dan taqwa. Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu, yaitu wahyu dan akal. Keduanya tidak boleh diperselisihkan sedang manusia diberi kesempatan yang luas dalam mengembangkan akalnya. Dengan catatan dalam pengembangananya tetap terikat dengan wahyu dan tidak bertentangan dengan syariat, bahkan Alloh mengangjat harkat dan martabat manusia yang berilmu dengan didaari beriman kepada Alloh. ( Rais Rahmat, 2006:53)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar